Tarif Tenaga Listrik
Tidak
semua pelanggan yang mengalami kenaikan tarif listrik. Pelanggan 450 VA dan 900
VA dari seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan Tarif Tenaga Listrik.
Bagi pelanggan lainnya, perubahan besarnya tagihan akan dirasakan pada tagihan
rekening Agustus 2010 yang menagih pemakaian yang dicatat pada Juli 2010. Bagi
pelanggan prabayar, pembelian strum listrik per 1 Juli 2010 sudah mengalami
penyesuaian dengan Tarif Tenaga Listrik 2010.
Perubahan
mendasar Tarif Tenaga Listrik 2010 terletak pada cara perhitungan Biaya Beban
untuk pelanggan 1300 VA ke atas, di mana pada Tarif Tenaga Listrik sebelumnya
Biaya Beban dihitung dengan cara: Daya Tersambung x Tarif daya (RP/VA).
Sedangkan pada Tarif Tenaga Listrik 2010, dihitung dengan cara Jam Nyala x
tarif Biaya Pemakaian (Rp/kWh) yang dinamai sebagai Rekening Minimum.
Perubahan
cara menghitung Biaya Beban ini merespon keinginan pelanggan untuk
menyederhanakan cara menghitung tagihan listrik. Dengan cara lama, maka
untuk menghitung rekening listrik, pelanggan harus menghitung dulu berapa unsur
biaya tetap yaitu Biaya Beban dan berapa unsur biaya variabel yaitu Biaya
Pemakaian. Sedangkan dengan Tarif Tenaga Listrik 2010, besarnya tagihan hanya dengan
menghitung berapa pemakaian kWh dikalikan dengan tarif.
Agar
komponen biaya tetap yang menjamin pengembalian biaya yang dikeluarkan PLN
walau pelanggan tidak memakai listrik, maka harus tetap ada perolehan bagi PLN
yang disebut rekening minimum. Bila pemakaian pelanggan melebihi rekening
minimum, maka praktis rekening minimum tersebut tidak diperhitungkan lagi.
Untuk
golongan tarif pelanggan 450 VA dan 900 VA, pemerintah tidak menaikkan tarif
listrik untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA karena pertimbangan untuk tidak
menambah beban keuangan masyarakat berpenghasilan rendah. Kalaupun ada dari
pelanggan dengan daya kecil ini memperoleh tambahan penghasilan dari usahanya,
tambahan penghasilan tersebut dapat digunakan mereka untuk memperbaiki
kehidupan keluarga.
Untuk
golongan Tarif Multiguna, dengan ditetapkannya tarif baru TDL 2010, maka
seluruh kebijakan tarif Multiguna akan dikembalikan menjadi tarif reguler
sesuai peruntukannya. Artinya, bila ada rumah yang dikenakan tarif turunan dari
Multiguna, maka tarifnya dikembalikan menjadi tarif reguler R sesuai daya
tersambung. Untuk pelanggan yang sebelumnya dikenakan tarif turunan Multiguna,
maka tagihan rekeningnya bisa saja menjadi lebih rendah walau pemakaian
listriknya relatif sama.
Kebijakan
Dayamax Plus dan Multiguna yang tujuannya untuk mengendalikan beban puncak juga
dicabut. Langkah mencabut kebijakan Dayamax Plus ini didasarkan kepada upaya
PLN meningkatkan hubungan usaha yang lebih baik dengan pelanggan besar Bisnis,
Industri, dan Pemerintah. Seluruh kebijakan tarif Multiguna akan dikembalikan
menjadi tarif reguler sesuai peruntukannya. Bila ada pelanggan yang benar-benar
menginginkan perlakuan khusus, utamanya di sisi keandalan dan kualitas
llistrik, PLN dapat melayani dengan skema business to business.
Golongan
Tarif (TTL 2010)
TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK
KEPERLUAN RUMAH TANGGA
|
No
|
GOL. TARlF
|
BATAS DAYA
|
REGULER
|
BlAYA BEBAN
(Rp/kVA/bulan)
|
BlAYA PEMAKAIAN (Rp/kWh) DAN
BlAYA kVArh (Rp/kVArh)
|
PRA BAYAR
(Rp/kWh)
|
1.
|
R-1/TR
|
450 VA
|
11 .OOO
|
Blok I : 0 s.d. 30 kwh : 169 Blok ll : di atas 30
kwh s.d 60 kWh : 360
Blok Ill : di atas 60 kwh : 495
|
415
|
2.
|
R-I/TR
|
900 VA
|
20.000
|
Blok I : 0 s.d. 20 kwh : 275
Blok ll : di atas 20 kwh s.d 60 kWh : 445
Blok Ill : di atas 60 kwh : 49
|
605
|
3.
|
R-1/TR
|
1.300 VA
|
*)
|
790
|
790
|
4.
|
R-1/TR
|
2.200 VA
|
*)
|
795
|
795
|
5.
|
R-2/TR
|
3.500 s.d 5.500 V
|
*)
|
890
|
890
|
6.
|
R-3/TR
|
6.600 VA ke atas
|
**)
|
Blok I : HI x 890
Blok II : H2 x 1.38
|
1.330
|
Catatan :
*) Diterapkan Rekening Minimum (RM)
: RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x
Biaya Pemakaian.
**) Diterapkan Rekening Minimum (RM)
: RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x
Biaya Pemakaian Blok I
• Jam nyala : kwh per bulan dibagi
dengan kVA tersambung.
• H 1: Persentase batas hemat
terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA).
• H 2 : Pemakaian listrik (kwh) –
H1.
• Besar persentase batas hemat dan
jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan
persetujuan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Golongan
Tarif (TTL 2010)
TARlF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI
|
No
|
GOL.
TARlF
|
BATAS
DAYA
|
REGULER
|
BlAYA BEBAN (Rp/kVA/bulan)
|
BlAYA PEMAKAIAN (Rp/kWh) DAN BlAYA kVArh (Rp/kVArh)
|
PRA BAYAR (
Rp/kWh)
|
1.
|
1-1 KR
|
450 VA
|
26.000
|
Blok I : 0 s.d. 30 kwh . 160
Blok I1 : di atas 30 kwh : 395
|
485
|
2.
|
I-1/TR
|
900 VA
|
31.500
|
Blok I : 0 s.d. 72 kwh : 315
Blok ll : di atas 72 kwh : 405
|
600
|
3.
|
I-1/TR
|
1.300 VA
|
*)
|
765
|
765
|
4.
|
I-1/TR
|
2.200 VA
|
*)
|
790
|
790
|
5.
|
I-1/TR
|
3.500 VA s.d. 14 kVA
|
*)
|
915
|
915
|
6.
|
I-2/TR
|
di atas 14 kVA s.d. 200 kVA
|
**)
|
Blok WBP = K x 800
Blok LWBP = 800
kVArh = 875 ****)
|
-
|
7.
|
I-3/TM
|
di atas 200 kVA
|
**)
|
Blok WBP = K x 800
Blok LWBP = 800
kVArh = 735 ****)
|
-
|
8.
|
1-4/TT
|
30.000 kVA ke atas
|
***)
|
Blok WBP dan LWBP = 605 kVArh
= 605 ****)
|
-
|
Catatan :
*)
Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM1 = 40
(Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA)
x Biaya Pemakaian.
**) Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM2 = 40
(Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA)
x Biaya Pemakaian Blok I
***) Diterapkan Rekening Minimum
(RM): RM3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x
Biaya Pemakaian LWBP.
• Jam nyala : kwh per bulan dibagi
dengan kVA tersambung.
• H 1: Persentase batas hemat
terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA).
• H 2 : Pemakaian listrik (kwh) –
H1.
• Biaya kelebihan pemakaian daya
reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata
setiap bulan kurang dari 0,85 (Nol koma delapan lima per seratus)
• Besar persentase batas hemat dan
jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan
Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral.
• K : Faktor perbandingan antara
harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan
setempat (1,4 ≤ K ≥ 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara
• WBP : Waktu Beban Puncak
• LWBP : Luar Waktu Beban Puncak
Golongan Tarif (TTL 2010)
TARIF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN BlSNlS
|
No
|
GOL.
TARlF
|
BATAS
DAYA
|
REGULER
|
BlAYA BEBAN
(Rp/kVA/bulan)
|
BlAYA PEMAKAIAN (Rp/kWh) DAN
BlAYA kVArh (Rp/kVArh)
|
PRA BAYAR ( Rp/kWh)
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
B-1/TR
|
450
VA
|
23.500
|
Blok I : 0 s.d. 30 kwh : 254
Blok II : di atas 30 kwh : 420
|
535
|
2.
|
B-1/TR
|
900
VA
|
26.50
|
Blok I : 0 s.d. 108 kwh : 420
Blok II : di atas 108 kwh : 465
|
630
|
3.
|
B-1/TR
|
1.300 VA
|
*)
|
795
|
795
|
4.
|
B-1/TR
|
2.200
VA s.d. 5.500 VA
|
*)
|
905
|
905
|
5.
|
B-2/TR
|
6.600
VA s.d 200 kVA
|
**)
|
Blok I : H1 x 900
Blok II : H2 x 1.380
|
1.100
|
6.
|
B-3/TM
|
di
atas 20 kVA
|
***)
|
Blok WBP = K x 800
Blok LWBP= 800 kVArh = 905
****)
|
-
|
Catatan
:
*)
Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA)
x
Biaya Pemakaian.
**)
Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA)
x
Biaya Pemakaian Blok I
***)
Diterapkan Rekening Minimum (RM): RM3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA)
x
Biaya Pemakaian LWBP.
•
Jam nyala : kwh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
•
H 1: Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya
tersambung (kVA).
•
H 2 : Pemakaian listrik (kwh) – H1.• Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif
(kVArh)
dikenakan dalam ha1 faktor daya
rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (Nol koma
delapan lima)
•
Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh
Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara dengan persetujuan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral.
•
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik
beban
sistem kelistrikan setempat (1,4 ≤ K ≥ 2),
ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara
•
WBP : Waktu Beban Puncak
•
LWBP : Luar Waktu Beban Puncak